Minggu, 13 November 2011
Rute-Rute Haji Masa Lampau: Jalur Zubaidah
REPUBLIKA.CO.ID, Rute perjalanan haji yang dibangun dari Kufah menuju Makkah merupakan jalur perdagangan dan haji yang terpenting di masa keemasan Islam. Di kemudian hari, jalan ini dikenal dengan Jalur Zubaidah. Diambil dari nama Zubaidah binti Ja’far, istri Khalifah Harun Ar-Rasyid yang meninggal pada 193 H/809 M.
Zubaidah memang dikenal memiliki banyak sumbangsih dalam pembangunan berbagai fasilitas di jalur ini dan di Makkah. Di antara yang terpenting adalah penggalian mata air Zubaidah yang peninggalannya masih tetap ada sampai sekarang.
Jalan antara Kufah dan Makkah memang sudah dikenal sejak sebelum masa Islam. Al-hira menjadi ibukota wilayah Manadzirah yang lokasinya dekat dengan lokasi berdirinya Kota Kufah setelah tahun 14 H. Barangkali dulu banyak rombongan dagang dari Makkah dan Madinah menuju Al-Hira melalui jalan ini.
Dulu sebelum Islam, di jalan ini terdapat beberapa sumber air. Pasukan Islam di bawah Panglima Sa’ad bin Abi Waqqash pernah berhenti di sebagian sumber air tersebut sebelum masuk Irak. Di antara sumber-sumber air ini adalah Zurud, Tsa’labiyah, Syaraf, Adzib, dan Qadisiyah.
Hanya saja, jalur ini baru digunakan secara teratur setelah penaklukan Irak dan tersebarnya Islam di bagian timur dunia Islam, sehingga beberapa lokasi sumber air, tempat-tempat penggembalaan ternak, dan penggalian tambang di sekitar jalan berubah menjadi terminal-terminal utama.
Secara berangsur-angsur, jalan ini semakin ramai dilalui semenjak masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin hingga masa Daulah Umayyah. Dengan beralihnya pusat kekhalifahan dari Syam ke Irak pada masa Daulah Abbasiyah, jalur ini menjadi rute perhubungan terpenting antara ibukota kekhalifahan di Baghdad dengan dua Tanah Suci, dan berbagai penjuru Jazirah Arab lainnya hingga ke Yaman.
Para khalifah Daulah Abbasiyah mencurahkan sebagian besar perhatian mereka untuk mengamankan jalur-jalur transportasi, terutama jalur Kufah dengan Makkah. Sebagaimana para menteri, para pejabat lainnya, para komandan, dan pemimpin kaum turut pula melakukan berbagai perbaikan lainnya untuk jalan ini.
Redaktur: Chairul Akhmad
Sumber: Atlas Haji & Umrah karya Sami bin Abdullah Al-Maghlouth
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar